VITA Jerman). Pengukuran dilakukan pada sampel sebelum dan sesudah direndam (setelah disimpan dalam desikator) dalam larutan klorheksidin 15, 30, dan 45 menit. Analisa data yang dilakukan menggunakan dua jenis pengujian uji statistik, yaitu uji Gambar 1. Perbandingan perubahan warna sampel resin akrilik heat cured sebelum dan Cara merawat alat gelas laboratorium yaitu dengan menjaga kebersihan peralatan-peralatan di laboratorium. Maka perlu diketahui bagaimana prosedur membersihkan peralatan gelas laboratorium secara umum atau khusus. Dasar Membersihkan Peralatan Gelas Lab Biasanya lebih mudah membersihkan peralatan gelas jika langsung membersihkannya. Penggunaan detergent untuk perlatan gelas lab harus sesuai dengan peruntukannya atau jenis detergent yang berbeda dengan yang digunakan untuk mencuci piring, seperti Liquinox atau alconox. Sering kali, detergent dan air keran tidak diperlukan dalam hal ini, karena biasanya menggunakan suatu larutan pencuci yang khusus untuk membersikan peralatan gelas laboratorium. kemudian dibilas menggunakan air suling bukan air keran diikuti oleh bilasan akhir dengan air deionisasi jika perlukan. Membersihkan Bahan Kimia Lab Umum Larutan yang larut dalam air Untuk larutan yang larut air NaCl/ lar. Sukrosa bilas 3-4 kali menggunakan air deionisasi . Larutan yang tidak larut air Untuk larutan yang tidak larut dalam air misalnya, larutan dalam heksana atau kloroform. Bilas 2-3 kali dengan etanol atau aseton, bilas 3-4 kali dengan air deionisasi, lalu simpan. Asam Kuat Asam kuat misalnya, konsentrat HCl atau H2SO4. Di dalam lemari asam, dengan hati-hati bilas peralatan gelas air keran 3-4 kali dengan air deionisasi. Basa Kuat Untuk basa kuat misalnya, 6 M NaOH atau konsentrat NH4OH. Di dalam lemari asam, dengan hati-hati bilas peralatan gelas dengan air keran berlebih. Bilas 3-4 kali dengan air deionisasi. Asam Lemah Asam lemah misalnya, larutan asam asetat atau pengenceran asam kuat seperti 0,1 M atau 1M HCl atau H2SO4 Cukup bilas 3-4 kali dengan air deionisasi. Basa Lemah Basa lemah misalnya, 0,1 M dan 1M NaOH atau NH4OH. Bilas bersih dengan air keran untuk menghilangkan dasarnya, kemudian bilas 3-4 kali dengan air deionisasi. Mencuci Peralatan Gelas khusus – Peralatan gelas yang digunakan untuk Bahan Kimia Organik Bilas peraltan gelas dengan pelarut yang sesuai. Gunakan air deionisasi untuk isi larutan yang larut dalam air. Gunakan etanol larutan yang larut dalam etanol, dilanjutkan oleh bilasan air deionisasi. Bilas dengan pelarut lain yang diperlukan, diikuti oleh etanol dan air deionisasi. Jika gelas perlu digosok, gosok dengan sikat menggunakan air sabun panas/hangat, bilas dengan air keran, dilanjutkan oleh bilasan dengan air deionisasi. – Buret Cuci dengan air sabun panas, bilas dengan air keran, kemudian bilas 3-4 kali dengan air deionisasi. Pastikan pembilasan harus bersih. Burets harus benar-benar bersih jika akan digunakan untuk praktek analisa kuantitatif. – Pipet dan Labu Ukur Dalam beberapa kasus, kita mungkin perlu untuk merendam peralatan gelas ini dengan air sabun untuk satu malam. Bersihkan pipet dan labu ukur menggunakan air sabun bersuhu hangat. {eralatan gelas ini mungkin perlu digosok dengan kuas. Bilas dengan air keran diikuti oleh 3-4 kali bilasan dengan air deionisasi. Mengeringkan atau Tidak Mengeringkan Peralatan Gelas – Tidak Mengeringkan Tidak disarankan untuk mengeringkan gelas dengan tisu atau dengan tekanan udara seperti dengan hairdryer karena hal ini dapat menimbulkan kotoran yang dapat mencemari larutan. Biasanya kita dapat membiarkan gelas kering dengan sendirinya. – Membilas dengan Pereaksi Jika air bisa mempengaruhi konsentrasi larutan akhir yang akan kita buat nantinya, bisa kita membilas peralatan gelas itu 3 kali dengan larutan tertentu . – Mengeringkan Peralatan gelas Jika peralatan gelas akan digunakan segera setelah dicuci dan harus kering, bilas 2-3 kali dengan aseton. Ini akan menghilangkan air dan akan menguap dengan cepat. Meskipun bukan ide yang bagus untuk meniup udara ke dalam gelas untuk mengeringkannya, kadang-kadang kita dapat menerapkan metode vakum untuk menguapkan pelarut. Sumber Alatgelas yang sudah dicuci menggunakan air sabun direndam di dalam larutan Na 3PO4 1% selama 15 menit, kemudian dibilas dengan air bersih lalu direndam lagi dalam larutan HCl 1% selama 24 jam. f. Setelah 24 jam, gelas-gelas dicuci dengan air bersih, kemudian dibilas dengan aquades dan ditiriskan pada rak. g. Semua alat yang terbuat dari gelas JAKARTA, - Jika ingin dapur terlihat teratur dan bersih sempurna, menjaga beragam peralatan dapur berbahan plastik putih menjadi seputih mungkin adalah kuncinya. Namun, seiring waktu, peralatan dapur berbahan plastik putih rentan terhadap perubahan warna dan noda akibat asap, kotoran, bahkan cahaya matahari, sehingga bisa membuat dapur terlihat suram dan ada metode untuk membantu membuat peralatan dapur berbahan plastik warna putih menjadi putih kembali setelah menguning. Baca juga Cara Membersihkan Talenan Kayu dan Plastik agar Tahan Lama Dilansir dari Hunker, Selasa 9/11/2021, berikut ini beberapa cara untuk membersihkan noda menguning dari peralatan dapur berbahan plastik warna putih. Rendam ke dalam cuka Ketika ingin menghilangkan noda kuning dari peralatan dapur berbahan plastik yang digunakan untuk menyiapkan atau menyimpan makanan, kamu mungkin tidak ingin menggunakan larutan kimia yang lebih itu masalahnya, kamu dapat menggunakan rendaman cuka untuk menghilangkan noda dengan cara yang aman untuk makanan. Ini adalah metode yang bekerja lebih baik untuk peralatan yang lebih kecil, seperti blender genggam, karena solusinya membutuhkan waktu untuk merendam dan menyerap plastik. Baca juga Cara Menghilangkan Bau Plastik Meleleh pada Microwave Dalam sebuah wadah, masukkan cuka putih dan air dengan jumlah perbandingan yang sama, misal 500 ml cuka putih dan 500 ml air. Kemudian, masukkan peralatan dapur berbahan plastik yang menguning ke dalam larutan cuka, sampai bagian yang bernoda atau menguning benar-benar terendam. Jika kamu tidak bisa menenggelamkan seluruhnya, periksa dan balikkan selama waktu perendamannya. Biarkan peralatan dapur plastik yang menguning meresap larutan cuka selama beberapa jam, atau semalaman jika memungkinkan. Setelah selesai, keluarkan peralatan dapur tersebut dari larutan cuka, lalu cuci bersih dengan sabun cuci piring dan air untuk menghilangkan sisa-sisa cuka.
Peralatanyang digunakan harus direndam atau dicuci dalam larutan - 46054713. Najwashafarahma9009 Najwashafarahma9009 05.11.2021 Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas terjawab Peralatan yang digunakan harus direndam atau dicuci dalam larutan 1 Lihat jawaban Iklan
Verified answer Larutan yang digunakan untuk merendam peralatan pada budidaya ikan hias adalah A. Kaporit. Larutan kaporit dapat membunuh kuman yang terdapat pada peralatan yang digunakan. Sehingga tidak akan mencemari air yang digunakan untuk budidaya ikan yang bisa diberikan untuk anak ikan berumur hingga 5 hari adalah D. Moina. Ikan yang baru menetas biasanya memiliki cadangan makanan yang bisa bertahan hingga beberapa hari ke depan. Ketika cadangan makanan tersebut habis kita bisa memberikan makanan Soal-soal diatas merupakan soal-soal mengenai budidaya ikan, baik ikan hias maupun ikan untuk bahan pangan. Dalam menjalankan usaha budidaya ikan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, hal-hal tersebut adalahTempat dimana kita akan memulai budidaya ikan kitaBenih ikan, apakah akan beternak ikan hias atau ikan lainnyaKualitas air, kualitas air yang baik akan membuat ikan sehat dan tumbuh dengan pakan ikan yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Dari beberapa hal diatas, hendaknya semua bisa dipenuhi. Apabila tidak terpenuhi dikhwatirkan proses budidaya ikan kita dapat mengalami kegagalan. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai budidaya ikan dapat dibaca pada link berikutPelajari lebih lanjut 1. Budidaya ikan dari benih hingga siap panen disebut Manfaat budidaya ikan konsumsi air tawar Media yang digunakan untuk budidaya ikan hias jawaban Kelas 8 SMPMapel WirausahaBab Cara budidaya ikan hiasKata Kunci Cara budidaya ikan hias, peluang usaha budidaya ikan berkembangnyajasad renik adalah peralatan. Peneitian ini digunakan untuk menghitung jumlah kuman pada peralatan makan di Ruang Rawat Inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu sampel yang diteliti adalah peralatan makan yang terdiri dari plato, gelas dan sendok yang ada di Membersihkan peralatan gelas laboratorium tidak sesederhana mencuci piring. Berikut cara mencuci peralatan gelas agar tidak merusak larutan kimia atau eksperimen laboratorium. Dasar-dasar Pembersihan Gelas Lab Biasanya lebih mudah untuk membersihkan barang pecah belah jika Anda segera melakukannya. Ketika deterjen digunakan, biasanya deterjen dirancang untuk peralatan gelas laboratorium, seperti Liquinox atau Alconox. Deterjen ini lebih disukai daripada deterjen pencuci piring yang mungkin digunakan pada piring di rumah. Biasanya, deterjen dan air keran tidak diperlukan atau tidak diinginkan. Anda dapat membilas peralatan gelas dengan pelarut yang tepat, kemudian menyelesaikannya dengan beberapa kali pembilasan dengan air suling , diikuti dengan pembilasan terakhir dengan air deionisasi. Mencuci Bahan Kimia Umum Larutan Larut dalam Air misalnya larutan natrium klorida atau sukrosa Bilas tiga hingga empat kali dengan air deionisasi, lalu simpan peralatan gelas. Larutan Tidak Larut dalam Air misalnya, larutan dalam heksana atau kloroform Bilas dua hingga tiga kali dengan etanol atau aseton, bilas tiga hingga empat kali dengan air deionisasi, lalu simpan peralatan gelas. Dalam beberapa situasi, pelarut lain perlu digunakan untuk pembilasan awal. Asam Kuat misalnya, HCl pekat atau H 2 SO 4 Di bawah lemari asam, bilas gelas dengan hati-hati dengan air keran dalam jumlah banyak. Bilas tiga sampai empat kali dengan air deionisasi, lalu simpan peralatan gelas. Basa Kuat misalnya, 6M NaOH atau NH 4 OH pekat Di bawah lemari asam, bilas gelas dengan hati-hati dengan air keran dalam jumlah banyak. Bilas tiga sampai empat kali dengan air deionisasi, lalu simpan peralatan gelas. Asam Lemah misalnya, larutan asam asetat atau pengenceran asam kuat seperti 0,1M atau 1M HCl atau H2SO4 Bilas tiga hingga empat kali dengan air deionisasi sebelum menyimpan barang pecah belah. Basa Lemah misalnya, NaOH 0,1M dan 1M dan NH 4 OH Bilas secara menyeluruh dengan air keran untuk menghilangkan basa , lalu bilas tiga hingga empat kali dengan air deionisasi sebelum menyimpan barang pecah belah. Mencuci Gelas Khusus Gelas yang Digunakan untuk Kimia Organik Bilas gelas dengan pelarut yang sesuai. Gunakan air deionisasi untuk konten yang larut dalam air. Gunakan etanol untuk kandungan yang larut dalam etanol, diikuti dengan pembilasan dalam air deionisasi. Bilas dengan pelarut lain sesuai kebutuhan, diikuti dengan etanol, dan terakhir, air deionisasi. Jika peralatan gelas perlu digosok, gosok dengan sikat menggunakan air sabun panas, bilas sampai bersih dengan air keran, diikuti dengan pembilasan dengan air deionisasi. Buret Cuci dengan air sabun panas, bilas sampai bersih dengan air keran, lalu bilas tiga sampai empat kali dengan air deionisasi. Pastikan bilasan terakhir mengalir dari kaca. Buret harus benar-benar bersih untuk digunakan untuk praktikum kuantitatif. Pipet dan Labu Volumetrik Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu merendam peralatan gelas semalaman dalam air sabun. Bersihkan pipet dan labu takar menggunakan air sabun hangat. Barang pecah belah mungkin perlu digosok dengan sikat. Bilas dengan air keran diikuti dengan tiga hingga empat kali pembilasan dengan air deionisasi. Pengeringan atau Tidak Pengeringan Tidak disarankan untuk mengeringkan barang pecah belah dengan handuk kertas atau udara bertekanan karena ini dapat memasukkan serat atau kotoran yang dapat mencemari larutan. Biasanya, Anda dapat membiarkan barang pecah belah mengering di rak. Jika tidak, jika Anda menambahkan air ke gelas, tidak apa-apa untuk membiarkannya basah kecuali akan mempengaruhi konsentrasi larutan akhir. Jika pelarutnya adalah eter, Anda dapat membilas gelas dengan etanol atau aseton untuk menghilangkannya. air, lalu bilas dengan larutan terakhir untuk menghilangkan alkohol atau aseton. Pembilasan dengan Reagen ​Jika air akan mempengaruhi konsentrasi larutan akhir, bilas tiga kali gelas dengan larutan tersebut. Pengeringan Gelas Jika peralatan gelas akan digunakan segera setelah dicuci dan harus dikeringkan, bilaslah dua sampai tiga kali dengan aseton. Ini akan menghilangkan air dan akan menguap dengan cepat. Meskipun bukan ide yang bagus untuk meniupkan udara ke dalam gelas untuk mengeringkannya, terkadang Anda dapat menggunakan vakum untuk menguapkan pelarut. Kiat Tambahan Lepaskan sumbat dan sumbat saat tidak digunakan. Jika tidak, mereka mungkin "membeku" di tempatnya. Anda dapat menghilangkan lemak pada sambungan kaca yang digiling dengan menyekanya dengan handuk bebas serat yang dibasahi dengan eter atau aseton. Kenakan sarung tangan dan hindari menghirup asapnya. Bilas air deionisasi harus membentuk lembaran halus ketika dituangkan melalui gelas bersih. Jika tindakan terpal ini tidak terlihat, metode pembersihan yang lebih agresif mungkin diperlukan.
23. Peralatan dan Perlengkapan yang Digunakan di Bagian Laundry and dry. cleaning Semua peralatan dan perlengkapan yang ada di laundry section mempunyai peran yang sangat penting karena berkaitan dengan operasional hotel.Oleh sebab itu peralatan dan perlengkapan yang ada di dalamnya yang dipergunakan setiap hari harus selalu dirawat agar tidak
MEMBUAT LARUTAN DESINFEKTAN Pengertian Menyiapkan/membuat larutan desinfektan sesuai ketentuan . Tujuan Menyediakan larutan desinfektan yang dapat digunakan secara tetap guna dan aman serta dalam keadaan siap pakai. Jenis desinfektan Sabun yang mempunyai daya antiseptic, misalnya Asepso, sopoderm Risol Kreolin Salvon PK Permanganas Kalikus Betadin Cara pembuatan 1 Cara membuat larutan sabun Kegunaan Mencuci tangan dan peralatan, seperti alat tenun, logam, kaca, karet/plastic, kayu bercat dan yang berlapis formika. Persiapan alat Sabun padat, sabun krim, atau sabun cair Gelas ukur/spuit Timbangan jika ada Pisau atau sendok makan Alat pengaduk Air panas/hangat dalam tempatnya Ember/baskom Prosedur pelaksanaan 1. Membuat larutan dari sabun padat/krim Masukkan sabun padat sekurang-kurangnya 4 gram ke dalam ember berisi 1 liter air panas/hangat lalu aduk sampai larut. 2. Membuat larutan dari sabun cair Campurkan 3 cc sabun cair ke dalam eber berisi 1 liter air hangat, kemudian aduk sampai rata. 2 Cara membuat larutan lisol dan kreolin Kegunaan Lisol 0,5% Memcuci tangan. Lisol 1% Disinfeksi peralatan perawatan/ kedokteran. Lisol 2-3% Merendam peralatan yang digunakan pasien pengidap penyakit menular, selama 24 jam. Kreolin 0,5% Mendesinfeksi lantai. Kreolin 2% Mendesinfeksi lantai kamar mandi/ WC/spulhok. Persiapan alat Larutan lisol Gelas ukur Ember berisi air Ember/baskom Kreolin Prosedur pelaksanaan 1. Membuat larutan lisol/kreolin Campurkan 5 cc lisol/kreolin ke dalam 1 liter air. 2. Membuat larutan lisol/kreolin 2% sampai 3% Campurkan 20 cc sampai 30 cc lisol/kreolin ke dalam 1 liter air. 3 Cara membuat larutan savlon Kegunaan Savlon 0,5% Mencuci tangan. Savlon 1% Merendam peralatan perawatan/kedokteran. Persiapan alat Savlon Gelas ukur Ember atau baskom Ember berisi air secukupnya Prosedur pelaksanaan 1. Membuat larutan savlon 0,5% Campurkan 5 cc savlon ke dalam 1 liter air. 2. Membuat larutan savlon 1% Campurkan 10 cc savlon ke dalam 1 liter air. 4 Cara membuat larutan PK Rumus Keterangan V1 Jumlah pelarut air yang sudah diketahui V2 Jumlah pelarut air yang dicari K1 Kosentrasi PK yang tersedia K2 Kosentrasi PK yang dibutuhkan 1/4000 PERTIMBANGAN KHUSUS PEMBERIAN OBAT PADA KELOMPOK USIA TERTENTU BAYI, ANAK-ANAK DAN LANSIA BAYI DAN ANAK Dosis untuk anak lebih rendah dari pada dosis pada dewasa, sehingga perhatian khusus perlu di berikan dalam menyiapkan obat untuk anak. Obat biasanya tidak disiapkan dan di kemas dalam rentang dosis yang di standarisasi untuk anak. Orang tua adalah sumber yang berharga dalam mempelajari cara terbaik pemberian obat pada anak. Kadang kala troma pada anak berkurang, jika orang tua yang memberikan obat dan perawat mengawasinya. Supaya anak kooperatif, perawatan diperlukan yang suportif. Perawat menjelaskan prosedur kepada anak, menggunakan kata-kata yang pendek dan sederhana, yang sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Jika anak dan orang tuanya dapat dilibatkan, perawat kemungkinan akan lebih berhasil dalam memberikan obat. Misalnya, katakan “sekarang waktunya minum pil mu. Kamu ingin air atau jus?” Izinkan anak menetapkan pilihan. Setelah obat diberikan, perawat dapat member pujian kepada anak atau menawarkan hadiah kecil, misalnya lambang bintang atau mata uang. LANSIA Individu berusia lebih dari 65 tahun merupakan pengguna obat terbanyak Ebersole, Hess, 1994. Perawat yang member obat kepada lansia harus mencermati 5 pola penggunaan obat oleh klien lansia sebagaimana yang diidentifikasi Ebersole, Hess, 1994. 1. Polifarmasi. Artinya klien menggunakan banyak obat, yang diprogramkan atau tidak, sebagai upaya mengatasi beberapa gangga secara bersamaan. Apabila ini terjadi, ada risiko interaksi obat dengan obat lain dan makanan. Klien juga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami reaksi yangmerugikan terhadap pengobatan. 2. Meresepkan obat sendiri self-prescribing of medication. Berbagai gejala dapat di alami oleh klien lansia, misalnya nyeri, konstipasi, insomnia dan ketidak mampuan mencerna. 3. Obat yang dijual bebas. Obat yang di jual bebas di gunakan oleh 75% lansia untuk meredakan gejala. 4. Pengguna obat yang salah misuse. Bentuk-bentuk penggunaan obat-obat yang salah oleh lansia antara lain penggunaan berlebihan overuse, penggunaan yang kurang underuse, penggunaan yang teratur eratic use, dan penggunaan yang kontraindikasikan. 5. Ketidakpatuhan noncomplianse. Ketikpatuhan didefinisikan sebagai penggunaan obat yang salah secara disengaja. Dari semua populasi lansia 75% diantaranya tidak mematuhi program pengobatan secara sengaja dengan mengubah dosis obat karena obat dirasa tidak efektif atau efek samping obat tersebut membuat lansia tidak nyaman. yangmudah, peralatan yang digunakan sedikit, bahan yang telah mengeras memiliki sifat yang fleksibel, hasil cetakan cukup akurat, dan harga relatif murah. Namun, bahan cetak alginat memiliki stabilitas dimensi yang rendah karena kandungan air yang tinggi dalam bahan yang telah berubah menjadi hidrokoloid gel.2
Setelah selesai memasak atau makan, biasanya kita akan langsung mencuci peralatan masak dan makan yang sudah dipakai. Hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan peralatan makandan itu, mencuci peralatan masak dan makan ternyata dapat mencegah pencemaran atau kontaminasi dengan bakteri dan jamur yang terdapat pada perabotan kotor yang dapat menyebabkan keracunan mendapatkan hasil yang maksimal, ada baiknya kamu mengikuti langkah-langkah berikut saat mencuci agar peralatan masak dan makanmu bersih, sehat, dan aman mencuci peralatan masak atau pun makan, ada baiknya jika kita memisahkan sisa-sisa makanan dan kotoran lainnya yang terdapat pada peralatan yang akan dicuci. Hal ini akan memudahkan kamu saat proses mencuci dan mempersingkat waktu mencuci peralatan masak dan Flushing & selesai melakukan scraping, selanjutnya guyur permukaan peralatan masak dan makan menggunakan air hingga tidak ada lagi kotoran yang terlihat di peralatan masak dan terdapat kotoran yang menempel atau mengeras, kamu bisa merendamnya terlebih dahulu agar memudahkan kamu dalam membersihkan peralatan masak. Biasanya, proses soaking menghabiskan waktu sebanyak 30-60 menit, tergantung dari tebal dan kerasnya noda yang menempel. Agar proses soaking lebih cepat, kamu bisa merendam peralatan masak menggunakan air panas. Baca Juga Kitchen 101 5 Tips Merawat Peralatan Masak yang Terbuat Dari Kayu 3. cuci peralatan dengan cara menggosok seluruh permukaan peralatan dengan menggunakan spons yang sudah terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan sabun pencuci pembersihan sisa lemak pada peralatan yang tidak sempurna dapat menyebabkan bau tidak sedap pada peralatan. Maka dari itu tambahkan irisan jeruk nipis pada larutan sabun cuci piring agar lemak pada peralatan hilang dengan bagian-bagian yang bersentuhan langsung dengan tubuh kita seperti bibir gelas dan ujung sendok juga harus dilakukan dengan cermat. Maka dari itu, hotel dan restoran memisahkan proses pencucian antara peralatan makan dan peralatan berikutnya adalah membilas peralatan yang sudah dicuci menggunakan air bersih yang mengalir. Gosok-gosok seluruh permukaan peralatan hingga terasa kesat di kulit atau pun sarung tangan karet. Itu tandanya sudah tidak ada sisa sabun pencuci piring yang tersisa pada pembilasan sebaiknya dilakukan dengan air bertekanan cukup tinggi sehingga dapat menyingkirkan sisa noda maupun sisa sabun pencuci piring dengan maksimal. Tekanan air yang dianjurkan dengan tekanan 15 psi pound persquare inches atau sama dengan 1,2 kg/ melakukan sanitizing, peralatan akan terbebas dari mikroba yang masih menempel pada berbagai macam cara desinfeksi yang umum dilakukan di dapur besar Merendam dalam air panas bersuhu 100 derajat Celcius selama 2 menit. Steam pada mesin pencuci piring atau dishwasher machine. Dijemur di bawan sinar ultra violet menggunakan alat khusus. 6. terakhir adalah mengeringkan peralatan menggunakan kain atau handuk. Toweling atau yang juga dikenal dengan istilah polishing ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa noda yang mungkin masih yang digunakan pun merupakan sekali pakai. Jadi, setelah proses towelling selesai, biasanya lap atau handuk yang digunakan akan langsung dikirim ke departemen laundry untuk udah tahu kan gimana cara mencuci peralatan masak dan makan yang baik dan benar? Jangan lupa untuk mempraktikkannya, ya! Baca Juga Cara Memotong Bawang Bombay Selama Ini Salah, Ini yang Benar! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
FISERIESIV - 1 : 1 - 6, Juli 2015 ISSN 2301-4172 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA GABUS (Channa striata) YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN EKSTRAK HIPOFISA TOMAN (Channa micropeltes) GROWTH AND SURVIVAL RATE OF SNAKEHEAD LARVAE (Channa striata) WITH DIPPING IN PITUITARY EXTRACT GIANT SNAKEHEAD (Channa micropeltes) Al-Fathansyah², Muslimˡ, dan Khusnul Khotimah² ˡ Program Studi
Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisme tetapi proses sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan praktis. DTT adalah satu-satunya alternatif dalam situasi tersebut DTT dapat dilakukan dengan cara merebus, mengukus atau kimiawi. Untuk peralatan, perebusan seringkali merupakan metode DTT yang paling sederhana dan efisien. “IngatAgar proses DTT atau sterilisasi menjadi efektif, terlebih dulu lakukan dekontaminasi dan cuci bilas peralatan secara seksama sebelum melakukan proses tersebut” DTT dengan Cara Merebus Gunakan panci dengan penutup yang rapat Ganti air setiap kali mendesinfeksi peralatan Rendam peralatan di dalam air sehingga semuanya terendam air Mulai panaskan air Mulai hitung waktu saat air mendidih Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu dimulai Rebus selama 20 menit Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan Disinfeksi Tingkat Tinggi Sarung Tangan dengan Menggunakan Uap Air Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka sarung tangan ini siap untuk DTT menggunakan uap panas jangan ditaburi dengan bubuk talk Gunakan panci perebus dengan tiga susun nampan kukus Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai sarung tangan dapat dipakaikan tanpa membuat terkontaminasi baru Letakkan sarung tangan pada nampan pengukus yang berlubang di bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas nampan pengukus, letakkan 5-15 pasang sarung tangan dengan bagian jarinya mengarah ke tengah nampan. Agar proses DTT berjalan efektif, harap perhatikan jumlah maksimal sarung tangan dalam satu nampan tergantung dari diameter nampan Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi air. Letakkan sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor Letakkan penutup di atas nampan pengukus paling atas dan panaskan air hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Jika air mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan cepat dan ini merupakan pemborosan bahan bakar Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci pengukus, mulailah perhitungan waktu. Catat pengukusan sarung tangan dalam buku khusus Kukus sarung tangan selama 20 menit, buka tutup panci dan letakkan dalam posisi terbalik Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar Letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang kosong di sebelah kompor Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung tangan tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup di atasnya agar sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi tuang air perebus ke dalam wadah DTT "IngatJangan menempatkan nampan pengukus berlubang yang berisi sarung tangan di atas meja atau tempat lain karena sarung tangan dapat terkontaminasi oleh cemaran dari luar melalui lubang bawah nampan” Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai kering di dalam nampan selama 4-6 jam. Jika diperlukan segera, biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih basah atau lembab setelah 30 menit bagian jari sarung tangan akan menjadi lengket dan membuat sarung tangan sulit dipakai atau digunakan Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering gunakan penjepit atas pinset disinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan tersebut dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi lalu tutup rapat sarung tangan bisa disimpan di dalam panci pengukus yang berpenutup rapat.Sarung tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu. DTT Kimiawi Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid Cidex. Alkohol, iodine dan indofor tidak digolongkan sebagai disinfektan tingkat tinggi. Alkohol tidak membunuh virus dan spesies pseudomonas bisa tumbuh dalam larutan iodine. Larutan-larutan tersebut hanya boleh digunakan sebagai disinfektan jika disinfektan yang dianjurkan tidak tersedia. Lysol, Karbol dan Densol asam karbolik 5% atau fenol 1-2% digolongkan sebagai disinfektan tingkat rendah dan tidak dapat digunakan untuk dekontaminasi atau proses DTT. Tablet formalin hanya efektif dalam suhi tinggi dan dalam bentuk gas jenuh, Penggunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan. Meletakkan tablet bersama sarung tangan, bahan-bahan atau perlengkapan dalam botol kaca yang tertutup tidak akan bekerja secara efektif. Formaldehid formalin merupakan bahan karsinogenik sehingga tidak boleh lagi digunakan sebagai disinfektan tingkat tinggi yang selalu tersedia dan tidak mahal adalah klorin. Karena larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman selama 20 menit makan peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi harus segera dibilas dengan air matang. Lihat gambar rumus yang digunakan dalam membuat kunci pada disinfeksi tingkat tinggi secara kimia termasuk Letakkan peralatan dalam keadaan kering sudah didekontaminasi dan cuci bilas ke dalam wadah dan tuangkan desinfektan “Ingat Jika peralatan basah sebelum direndam dalam larutan kimia maka akan terjadi pengenceran larutan tersebut sehingga dapat mengurangi daya kerja atau efektifitasnya” Pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia Rendam peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia Rendam peralatan selama 20 menit Catat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di buku khusus Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi berpenutup rapat. DTT kateter secara kimiawi Persiapkan larutan klorin 0,5% lihat gambar rumus Pakai sarung tangan lateks atau sarung tangan rumah tangga pada kedua tangan Letakkan kateter yang sudah dicuci dan dikeringkan dalam larutan klorin. Gunakan tabung suntik steril atau DTT untuk membilas bagian dalam kateter dengan menggunakan larutan klorin. Ulangi pembilasan tiga kali. Pastikan kateter terendam dalam larutan Biarkan kateter terendam selama 20 menit Gunakan tabung suntik steril atau DTT untuk membilas kateter dengan air DTT Kateter dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan setelah ini dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang bersih “Ingat Selalu ikuti prinsip-prinsip pemrosesan peralatan yang benar. Sebelum menggunakan kembali benda atas peralatan yang terkontaminasi, lakukan 1. Dekontaminasi 2. Cuci, bilas dan keringkan jika perlu 3. Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi 4. Gunakan segera atau simpan dalam wadah yang sesuai” Sumber referensi Buku Acuan Palatihan Klinik, Asuhan Persalinan Normal; Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir; JNPK-KR, Departemen Kesehatan RI, 2008 Pencucian dan Pembilasan Proses Peralatan Bekas Pakai Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan/ perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya. Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama secepat yang diperlihatkan pada tabel, sebagian besar hingga 80% mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan-bahan organik lainnya bisa dihilangkan melalui proses pencucian. Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan gangren, pencucian ini penting karena residu bahan-bahan organik bisa menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme termasuk endospora dan melindungi mikroorganisme dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi. Sebagian contoh virus hepatitis B bisa tetap hidup pada darah yang hanya 10-8 ml yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa dan bisa menyebabkan infeksi jika terpercik ke perlengkapan untuk proses sterilisasi tidak tersedia, pencucian secara seksama merupakan proses fisik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora bakteri. Tabel Efektifitas berbagai proses eradiksi mikroorganisme pada alat bekas pakai Dekontaminasi Pencucianhanya air Pencuciandeterjen dan bilas DTT1 Sterilisasi1 Efektifiasmenghilangkan atau menonaktifkan mikroorganisme Membunuh virus AIDS dan Hepatitis Hingga 50% Hingga 80% 95% 100% Waktu yang diperlukan agar proses berjalan efektif Rendam selama 10 menit Cuci hingga bersih Cuci hingga terlihat bersih Rebus, kukus atau secara kimia 20 menit Kukus 20-30 menit 106 kPa 1210 CPanas kering 60 menit pada suhu 1700 C 1 Perlu didahului oleh dekontaminasi dan pencucianPerlengkapan/ bahan-bahan untuk mencuci peralatan termasuk Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks Sikat bole menggunakan sikat gigi Tabung suntik minimal ukuran 10 ml untuk kateter, termasuk kateter penghisap lendir Wadah plastik atau baja anti-karat stainless steel Air bersih Sabun atau deterjen Tahap-tahap pencucian dan pembilasan Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi hati-hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari logam Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran Buka engsel gunting dan klem Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan sudut peralatan Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali atau lebih jika perlu dengan air dan sabun atau deterjen Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain Jika peralatan didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi misalkan dalam larutan klorin 0,5% tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum memulai proses DTTAlasan Jika peralatan masih basah mungkin akan mengencerkan larutan kimia dan membuat larutan menjadi kurang efektif Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi dengan dikukus atau direbus, atau disterilisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun dan kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih Gantungkan sarung tangan dan biarkan kering dengan cara diangin-anginkan. Bola karet menghisap tidak boleh dibersihkan dan digunakan ulang untuk lebih dari satu karet seperti itu harus dibuang setelah digunakan, kecuali jika dirancang untuk dipakai ulang. Secara ideal kateter penghisap DeLee harus dibuang setelah satu kali digunakan; jika hal ini tidak memungkinkan, kateter harus dibersihkan dan didisinfeksi tingkat tinggi dengan seksama. Kateter urin sangat sulit dibersihkan dan didisinfeksi tingkat tinggi. Penggunaan kateter dengan kondisi tersebut di atas pada lebih dari satu ibu dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak diproses dengan mencuci kateter termasuk selang atau pipa plastik penghisap lendir, ikuti tahap-tahap berikut Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks pada kedua tangan Lepaskan penutup wadah penampung lendir untuk kateter penghisap lendir Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam kateter sedikitnya tiga kali atau lebih jika perlu dengan air dan sabun atau deterjen Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum dilakukan DTT. Catatan Kateter harus didisinfeksi tingkat tinggi secara kimia DTT Kimiawi.Kateter bila rusak jika didisinfeksi tingkat tinggi dengan direbus. Sumber referensi Buku Acuan Palatihan Klinik, Asuhan Persalinan Normal; Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir; JNPK-KR, Departemen Kesehatan RI, 2008 Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan kesehatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia. Sterilisasi alat kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi ketika peralatan tersebut digunakan. Artikel berikut akan membahas beberapa teknik sterilisasi alat kesehatan yang biasa digunakan Jenis Peralatan kesehatan yang dapat disterilkan Peralatan kesehatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain. Peralatan kesehatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit spuit, tabung kimia dan lain-lain. Peralatan kesehatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain dan lain-lain. Peralatan kesehatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain. Peralatan kesehatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok nierbekken, baskom dan lain-lain. Peralatan kesehatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain. Peralatan kesehatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang i8nfus dan lain-lain. Peralatan kesehatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain. Pelaksanaan sterilisasi alat kesehatan Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara rebusMensterikan Peralatan kesehatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih 1000C dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya Peralatan kesehatan dari logam, kaca dan karet. Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara stoomMensterikan Peralatan kesehatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain. Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara panas keringMensterikan Peralatan kesehatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya Peralatan kesehatan logam yang tajam, Peralatan kesehatan dari kaca dan obat tertentu. Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara menggunakan bahan kimiaMensterikan Peralatan kesehatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk Peralatan kesehatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.
  • Еքխμо броտаղον е
  • Чиժθбሻ е
    • ሗ аደոжዕφխ оረюյጁዌ одотεቡуηоհ
    • Еսузиሂο ዠψυзвኙրሷщ
  • ጨ հαдուሡ ξէж
BincangSyariahCom - Saya akan mulai dengan cerita dulu sebelum membahas telur ayam perlu dicuci karena najis. Beberapa tahun lalu, entah kapan tepatnya, saya melihat ayah saya mencuci telor dan bilang kalau telurnya ada najisnya, dicuci dulu supaya najisnya hilang. Dan ternyata, beberapa hari lalu, ada postingan muncul di beranda - seingat

Dekontaminasi Alat – Alat Kesehatan/ Instrument dan Cleaning di CSSD oleh MM Wisni Suryandari, SKp 31/10/2020 1 PENDAHULUAN Pasien dan nakes berisiko mendapatkan infeksi. Infeksi nosokomial dapat dicegah / dikendalikan dengan beberapa strategi pencegahan infeksi Salah satu strategi pencegahan infeksi adalah dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi Tujuan UNIT STERILISASI Memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan medis kepada pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan lingkungan rumah sakit Pengertian Dekontaminasi Suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan medis sehingga aman untuk penggunaan selanjutnya. Indikasi Dekontaminasi Alat medis habis pakai Permukaan meja / permukaan lain yang tercemar / tumpahan darah atau cairan tubuh pasien Linen bekas pakai yang tercemar darah / atau cairan tubuh pasien Dekontaminasi 1 31/10/2020 Dekontaminasi dimulai setelah peralatan, instrumen maupun alat bantu bedah lainnya digunakan pada pasien dan dianggap terkontaminasi. 6 Dekontaminasi 2 Peralatan pakai ulang reuseable dipisahkan dari peralatan sekali pakai dispossable pada titik penggunaan. Peralatan pakai ulang harus dikondisikan lembab atau basah untuk mencegah pengeringan materi organik yang menempel pada alat 31/10/2020 7 Dekontaminasi 3 31/10/2020 Peralatan yang telah digunakan segera diantar ke ruang dekontaminasi dengan aman dan cegah kemungkinan terjadinya kontaminasi pada pasien, staf medis maupun fasilitas kesehatan lainnya. 8 Dekontaminasi Cairan untuk perendaman alat dapat berupa air, larutan enzimatik, larutan detergen maupun disinfektan. Peralatan medis harus ditransportasikan ke ruangan dekontaminasi dalam wadah plastik anti bocor atau wadah tertutup untuk menghindari tumpahnya cairan perendam. 31/10/2020 9 Dekontaminasi 4 31/10/2020 Semua Peralatan medis yang terkontaminasi harus diantarkan ke CSSD melalui ruangan dekontaminasi. 10 Daerah Dekontaminasi Lokasi daerah dekontaminasi harus terpisah dari pola lalu lintas utama. Lokasi Yang ideal pada lantai yang sama dengan kamar operasi dengan lorong khusus dari kamar operasi ke daerah dekontaminasi. 31/10/2020 11 Daerah Dekontaminasi Persyaratan ruangan dekontaminasi v Ventilasi 1. Harus ada exhaust udara keluar dari gedung 2. Pertukaran udara minimum 10 kali per jam 3. Tekanan negatif pada daerah dekontaminasi 31/10/2020 12 Prosedur dekontaminasi Cuci tangan Pakai sarung tangan dan alat pelindung diri apron, masker, kaca mata kalau perlu Rendam alat medis segera setelah dipakai dalam larutan klorin 0. 5 % selama 10 menit. Seluruh alat medis harus terendam dalam larutan klorin. Buka sarung tangan Cuci tangan Prosedur dekontaminasi permukaan yang tercemar darah atau cairan tubuh pasien Cuci tangan Pakai APD sarung tangan, apron, masker, kaca mata Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan kertas/tisu Buang kertas/tisu penyerap kedalam kantong sampah medis Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan klorin 0. 5 % Buka sarung tangan Pembersihan Suatu proses untuk menghilangkan kotoran yang terlihat atau tidak terlihat pada peralatan medis setelah dilakukan dekontaminasi dengan menggunakan air mengalir, sikat detergen sehingga kotoran / bahan organik hilang dari permukaan PEMBERSIHAN Cara pembersihan Manual Mesin Aspek Fundamental Pembersihan Aspek fundamental proses pembersihan 1. Materi organik yang menempel pada permukaan instrumen merupakan media bagi pertumbuhan mikroorganisme yang juga akan mempengaruhi efektifitas proses sterilisasi 2. Rekomendasi pembersihan alat dari pabrik pembuatnya harus selalu diikuti dengan seksama. 31/10/2020 17 Aspek Fundamental Pembersihan 3. Semua alat/instrumen yang dapat dibongkarpasang harus dibongkar pada saat akan dibersihkan. 4. Friksi merupakan dasar proses pembersihan manual, sedangkan detergen berperan mengikat kotoran sehingga kotoran mudah rontok pada saat dibersihkan. 31/10/2020 18 Aspek Fundamental Pembersihan 5. Setiap alat harus mengalami pemeriksaan pada setiap tahapan proses yang dilalui baik pada saat penerimaan, pengemasan maupun pada titik pemakaian. Operator pencucian harus mengetahui dengan pasti pemakaian pencuci mana yang tepat untuk peralatan tertentu 31/10/2020 19 Prosedur Pembersihan Cara Manual Cuci tangan Pakai APD sarung tangan, apron, masker, kaca mata Bilas alat medis yang telah didekontaminasi dengan air mengalir Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas Sikat perlahan-lahan alat medis dari setiap permukaan termasuk gerigi dan lekukan Bilas sampai bersih dalam air hangat Bersihkan sikat dan bak pencuci Keringkan alat medis dengan kain atau di udara Buka sarung tangan dan alat pelindung lain Cuci tangan Desinfeksi Suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan mikroorganisme virus, bakteri, parasit, fungi dan sejumlah spora pada peralatan medis dengan menggunakan cairan disinfektan Klasifikasi alat-alat medis menurut Dr. Earl Spaulding Peralatan Kritis Peralatan semi kritis Peralatan non kritis Peralatan kritis Peralatan medis yang masuk kedalam jaringan tubuh steril atau sistem pembuluh darah. Pengelolaan peralatan dengan cara sterilisasi Contoh instrumen bedah, kateter intravena, kateter jantung, dll Peralatan Semi Kritis Peralatan yang masuk / kontak dengan membran mukosa tubuh. Pengelolaan peralatan medis dengan disinfeksi tingkat tinggi. Contoh endotracheal tube, endoscopi, nasogastric tube Peralatan Non Kritis Peralatan medis yang kontak dengan permukaan kulit yang utuh. Pengelolaan peralatan medis dengan cara disinfeksi tingkat intermediate / tingkat rendah Contoh Tensimeter, stetoscope, bedpan, urinal, linen, apron. Tinjauan Umum Disinfektan Pemilihan agen disinfeksi didasarkan pada Tujuan pemakaian Derajat disinfeksi yang diharapkan, kompatibilitas disinfektan dengan alat medis Cost , keamanan dan kemudahan penggunaannya. 31/10/2020 26 Tinjauan Umum Disinfektan Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas kimia dari disinfektan adalah v Pembersihan yang baik. v Beban kandungan materi organik. v Tipe dan jumlah mikroorganime. v Suhu dan Waktu. v Tingkat keasaman atau kebasahan p. H. v Tingkat kekerasan air hardness of water 31/10/2020 27 Tinjauan Umum Disinfektan v Low Level Disinfection LLD Disinfektan jenis ini tidak memiliki daya bunuh terhadap spora bakteri, mycobacterium semua fungi, maupun semua virus ukuran kecil dan sedang. 31/10/2020 28 Sterilisasi Suatu proses menghilangkan/memusnahkan semua bentuk mikroorganisme pada peralatan medis termasuk endospora yang dapat dilakukan melalui proses fisika dan kimiawi dengan menggunakan alat sterilisator Alur PROSES Alat Medis BEKAS PAKAI Pre Cleaning Pembersihan Cuci bersih, tiriskan, keringkan Sterilisasi peralatan kritis Masuk dalam pembuluh darah/jaringan tubuh Instrumen bedah Disinfeksi tingkat tinggi Disinfeksi tingkat rendah peralatan semi kritikal peralatan non kritikal Masuk dalam mucosa tubuh Hanya pada permukaan tubuh yang utuh Endotracheal tube, NGT Tensi meter, termometer Kesalahan-kesalahan pengelolaan alat-alat medis Pembersihan tidak adekuat Konsentrasi larutan disinfektan tidak tepat Penyimpanan tidak benar Penyimpanan basah setelah sterilisasi Terima Kasih 31/10/2020 32

ElektrodapH kemudian perlu dikondisikan sesuai user manual elektroda (biasanya dibutuhkan perendaman elektroda selama beberapa menit dalam sampel atau buffer pH). Waktu respons untuk elektroda pH baru yang dikondisikan dalam buffer pH pada 25°C biasanya kurang dari 30 detik. 2. Menutup & Membuka Lubang Isi Ulang KCl. 99 Tindakan yang dapat dilakukan untuk merawat dan memelihara peralatan laboratorium  Sebelum menggunakan peralatan gelas, periksa dengan seksama apakah peralatan yang digunakan dalam keadaan baik.  Peralatan gelas yang baru biasanya bersifat basa dan harus dicuci pada saat diterima. Umumnya direndam dengan HCl atau HNO 3 sebelum dicuci dan dibilas dengan air destilasi.  Tidak merendam peralatan gelas dalam waktu lama dalam basa kuat karena akan merusak gelas.  Gunakan peralatan volumetri yang terbuat dari borosilikat, jika digunakan untuk asam korosif dan lain-lain.  Saat mengaduk larutan dalam wadah gelas seperti gelas piala dan labu hindari penggunaan batang pengaduk dengan ujung tajam yang dapat menggores peralatan gelas  Tidak mencampur asam sulfat pekat dengan air di dalam gelas ukur. Reaksi panas dapat memecahkan dasar gelas ukur  Jangan gunakan sikat dengan bulu yang rusak dapat menggores gelas  Peralatan gelas yang tergores, retak atau pecah tidak digunakan untuk memanaskan karena suhu yang kuat akan membuat peralatan gelas cenderung mudah pecah  Lakukan pemanasan secara bertahap untuk mencegah pecahnya alat akibat perubahan suhu yang mendadak  Tidak meletakan peralatan gelas dingin ke atas hotplate apabila hotplate telah dalam keadaan panas. Hangatkan terlebih dahulu melalui suhu yang bertahap.  Buang pecahan atau alat yang rusak dengan aman. Gunakan tempat pembuangan khusus yang didesain tahan bocor dan diberi label dengan jelas 100 LEMBAR TUGAS 1. Lakukan identifikasi titik kritis pada perawatan alat-alat gelas dilaboratorium secara berkelompok 2. Diskusikan dalam kelompok sesuai fakta yang diperoleh dan buat rangkuman kesimpulan dari diskusi anda 3. Presentasikan hasil diskusi kelompok di dalam kelas No. Nama alat gelas Titik kritis dalam perawatan Cara melaksanakan 1 Pencucian peralatan Untuk menjaga kebersihan, pada setiap akhir hari kerja semua peralatan laboratorium yang telah digunakan harus segera dicuci dan disimpan pada tempatnya. Dengan demikian, semua peralatan dalam keadaan bersih dan siap digunakan pada kegiatan laboratorium berikutnya. Perlakuan yang diberikan pada peralatan tersebut berbeda tergantung dari jenis bahan dan fungsinya. Peralatan dari bahan gelas membutuhkan perawatan yang berbeda dengan peralatan dari logam; demikian pula dengan peralatan yang peka atau teliti harus ditangani secara lebih hati-hati dibandingkan peralatan yang kurang peka atau teliti. Tabung reaksi yang telah digunakan harus dikosongkan, dibilas dengan air, dicuci dengan air panas yang mengandung deterjen alkalin dan dilanjutkan dengan pembilasan menggunakan air panas. Terakhir tabung reaksi dibilas dengan air destilasi dan dikeringkan. 101 Pipet dibilas dengan air dingin segera setelah digunakan, cuci dengan air destilasi seperti pada pencucian tabung reaksi dan keringkan. Peralatan gelas yang digunakan untuk wadah sampel mikroba, kultur harian, peralatan agitasi, pengambilan sampel dan peralatan lain yang kontak dengan susu tidak hanya selalu harus bersih tetapi juga perlu disterilisasi sebelum digunakan. Sterilisasi dimaksud adalah metode sterilisasi sederhana, yaitu  rendam dalam air mendidih selama 5 menit;  panaskan dalam oven 160oC selama 2 jam;  masukan dalam autoklaf 120oC selama 20 menit; atau  rendam dalam etanol 70 dan bakar sebelum digunakan. Dengan pencucian dan penanganan yang baik dapat diharapkan dapat memperpanjang usia pakai dari peralatan tersebut. Beberapa ketentuan yang harus dipatuhi dalam pencucian peralatan adalah sebagai berikut  Peralatan gelas dicuci pertama kali dengan menggunakan air dingin.  Peralatan pipet yang telah digunakan sebaiknya diletakkan secara vertikal dalam wadah berisi hipoklorit 200 ppm. Tindakan ini akan mempermudah pembersihan dan meminimalkan resiko kontaminasi.  Selanjutnya cuci dengan menggunakan sabun deterjen 1 dalam air hangat. Untuk membersihkan noda di tempat yang sulit dijangkau, sebaiknya menggunakan sikat yang sesuai. Peralatan yang terbuat dari plastik, sebaiknya dicuci dengan menggunakan spon agar plastik tidak tergores. Untuk mengetahui apakah peralatan telah dicuci dengan bersih. Apabila air membasahi seluruh permukaan alat dan membentuk lapisan tipis berarti peralatan sudah bersih; namun bila membentuk butiran air di permukaan alat berarti masih perlu dibersihkan lagi. Noda minyak atau kerak yang tertinggal 102 pada peralatan gelas dan tidak dapat dibersihkan dengan menggunakan deterjen, sebaiknya dibersihkan dengan cara merendamnya selama semalam dalam campuran larutan pembersih asam sulfat pekat 1 bagian dan kalium dikromat 3 aq. 9 bagian.  Selanjutnya cucilah hingga bersih dengan aliran air destilasi yang telah dipanaskan.  Peralatan gelas yang telah dicuci harus dikeringkan pada rak pengering sebelum disimpan.  Peralatan berbahan logam dapat dicuci dengan sabun deterjen dan kemudian dikeringkan dahulu sebelum disimpan. LEMBAR TUGAS Lakukan teknik pencucian alat gelas sesuai SOP 1. Pencucian alat-alat gelas 2. Pencucian alat ukur volume pipet, burete 3. Pencucian peralatan gelas yang digunakan untuk pekerjaan terkait dengan mikrobiologi Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan peralatan adalah  Peralatan yang sejenis disimpan pada tempat yang sama dan diusahakan tetap kering. Penyimpanan peralatan gelas harus terpisah dari peralatan logam  peralatan gelas dapat disimpan pada rak khusus atau dalam kotak, misalnya penyimpanan pipet, tabung reaksi, curvette, atau pipet hisap; 103  termometer yang akan disimpan harus dikeringkan dahulu dan simpan beberapa saat di ruang terbuka pada suhu kamar, dan selanjutnya disimpan pada tempatnya. Gambar 51. Rak penyimpanan ose dan Rak penyimpanan pipet Sumber ... Gambar 52. Rak penyimpanan tabung reaksi, Rak penyimpanan curvette dan Rak penyimpanan kontainer pipet hisap Sumber ... LEMBAR TUGAS Lakukan penataan, penyimpanan dan pendataan peralatan laboratorium form 104 2 Sterilisasi peralatan gelas Meskipun dapat disimpan lebih lama, mengapa bahan pangan bisa mengalami kebusukan? Salah satu penyebab kebusukan bahan pangan adalah peralatan yang digunakan tidak steril. Sterilisasi adalah proses membuat media atau material terbebas dari semua bentuk kehidupan. Produk pangan sudah melalui serangkaian sterilisasi untuk menghambat atau menghentikan reaksi biokimia dan aktivitas mikroba pembusuk. Sterilisasi bahan atau produk pangan dapat dilakukan dengan mencuci, memanaskan, memasak, atau menggunakan autoklaf untuk mengkombinasikan suhu dengan tekanan. Bahan pangan dan peralatan serta media yang digunakan dalam analisis mutu bahan pangan harus disterilisasi menggunakan salah satu dari metode sterilisasi Tabel 16. Sterilisasi peralatan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara fisik, kimiawi, dan mekanik. Tabel 16. Metode sterilisasi Metode Perlakuan Material yang disterilisasi Autoclaving Uap panas 121oC, tekanan 15-17 Psi selama 15 menit sampai beberapa jam Peralatan yang tahan panas, seperti gelas, besi dan beberapa plastik Oven Udara panas 160oC selama 10 jam atau lebih Peralatan gelas dan besi, tetapi tidak disarankan untuk plastik dan cairan Penyaringan Melewatkan bahan melalui filter yang memiliki lubang berukuran . μm virus tidak dapat dihambat dengan metode ini Senyawa yang tidak tahan panas seperti asam amino, vitamin, anitbiotik, gula dan lain-lain Radiasi Penyinaran dengan ultraviolet atau radiasi energi tinggi lainnya Plastik. Hanya efektif untuk permukaan saja Gas Penguapan dengan gas yang reaktif, misalnya etilen oksida Padatan yang tidak tahan panas, misalnya plastik 105 a Sterilisasi secara fisika Sterilisasi secara fisik adalahproses sterilisasi dengan menggunakan saringan filter, suhu tinggi panas, radiasi cahaya, dan tekanan untuk membunuh mikroba merugikan. Metode saringan dilakukan untuk membuang organisme dari larutan tidak tahan panas thermolabile dengan melewatkan larutan tersebut melalui filter yang dapat menahan bakteri bacterial-tight filter. Sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan menggunakan panas. Proses sterilisasi dengan menggunakan panas dapat dilakukan secara sterilisasi kering menggunakan udara panas, sterilisasi lembab menggunakan air panas, danautoklaf. Untuk memudahkan sterilisasi, telah diciptakan wadah peralatan yang didisain untuk proses sterilisasi. Beberapa wadah tersebut adalah untuk cawan petri Gambar 14, pipet Gambar 23, dan pipet hisap Gambar 24. Proses sterilisasi dengan suhu tinggi dapat dilakukan dengan perebusan dalam air mendidih, penguapan uap air panas, aliran udara panas oven, atau kombinasi suhu tinggi dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf memungkinkan untuk mengkombinasi-kan tekanan 15 Psi dan suhu 121 C sehingga proses sterilisasi berlangsung lebih cepat, yaitu 15-30 menit. Umumnya bakteri mati pada proses sterilisasi dengan suhu 121 C selama 10 menit. Apabila suhu diturunkan hingga 170-180 C, proses sterilisasi berlangsung selama 2 jam. Sedangkan pada suhu 160 C proses sterilisasi berlangsung selama 3 jam. 106 Gambar 53. Wadah sterilisasi cawan petri, Wadah sterilisasi pipet dan Wadah untuk sterilisasi pipet hisap Sumber Sterilisasi fisik banyak digunakan terhadap peralatan gelas atau keramik. Beberapa bahan atau produk pangan dan senyawa kimia yang tidak rusak oleh panas juga dapat disterilisasi dengan cara ini. Bahan yang akan disterilisasi dengan menggunakan autoklaf antara lain media kultur, jarum, senyawa termostable, kain, karet, atau bahan lain yang dapat rusak oleh panas. Radiasi sinar bergelombang pendek juga dapat digunakan untuk sterilisasi. Gelombang pendek dari sinar-X, gama, atau ultra violet memiliki daya tembus yang baik, sehingga akan membunuh mikroba. Iradiasi dengan sinar ultraviolet bukan cara sterilisasi yang memuaskan karena daya tembusnya terbatas. b Sterilisasi secara kimiawi Sterilisasi secara kimiawi adalah proses sterilisasi yang menggunakan senyawa kimia sebagai desinfektan. Senyawa asam dan basa kuat merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai desinfektan dalam sterilisasi secara kimiawi karena memiliki kemampuan menghidrolisis isi sel mikroba. 107 Beberapa jenis senyawa kimia yang telah diketahui dapat membunuh bakteri adalah larutan CuSO 4 , AgNO 3 , HgCl 2 , ZnO dan banyak lainnya. Larutan garam NaCl 9, KCl 11, dan KNO 3 memiliki tekanan osmotik lebih tinggi sehingga dapat membunuh mikroba. Larutan garam juga dapat menyebabkan denaturasi protein. KMnO 4 1 and HCl merupakan desinfektan yang kuat karena dapat mengoksidasi substrat. CuSO4 digunakan sebagai algisida. Senyawa khlor merupakan oksidator kuat yang dapat membunuh mikroba dengan mekanisme sebagai berikut Cl 2 + H2 O HCl + HOCl HOCl H Cl + On Formalin formaldehid merupakan senyawa mudah menguap. Senyawa ini sangat efektif sebagai desinfektan dengan konsentrasi 4-20. Larutan alkohol dapat digunakan sebagai desinfektan. Senyawa ini dapat menyebabkan koagulasi pada protein mikroba. Konsentrasi alkohol yang digunakan memiliki kisaran 50-75. Etilen oksida digunakan dalam proses sterilisasi piring plastik dan pipet. Adapun senyawa Beta-propiolactone banyak digunakan untuk sterilisasi jaringan hidup. 3 Kalibrasi peralatan Laboratorium Prosedur analisis yang ideal sebaiknya memenuhi syarat-syarat penting yaitu sahih valid, tepat accurate, cermat precision, dapat diulang reproducible, khusus spesific, andal reliable, mantap stable, cepat, hemat dan selamat. Untuk menjamin keakuratan suatu hasil analisa maka peralatan pengukuran yang digunakan harus terjamin juga keakuratannya, agar tercapai hal tersebut maka dilakukan kalibrasi. 108 Dari berbagai macam peralatan tersebut yang memerlukan kalibrasi adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur alat ukur baik digunakan untuk mengukur volume, mengukur massa ataupun mengukur suhu. Peralatan ukur tersebut perlu dikalibrasi agar keakuratan hasil analisa dapat terjamin karena dengan menggunakan peralatan yang sudah dikalibrasi maka keakuratan peralatan ukur tersebut tidak diragukan lagi. a Peralatan Gelas Beberapa peralatan gelas yang perlu dikalibrasi diantaranya adalah Labu ukur, gelas ukur, pipet ukur, pipet volume dan buret. Tabel 17. Berbagai jenis dan fungsi peralatan gelas yang digunakan di laboratorium pengawasan mutu hasil pertanian yang perlu dikalibrasi No Nama alat Gambar Fungsi Kalibrasi 1. Pipet ukur measuring pipette  Memindahkan sejumlah larutan dari satu wadah ke wadah lainnya dengan berbagai ukuran  Membanding kan volume cairan yang diukur dengan standar 2. Pipet volume volume pipette  Memindahkan sejumlah larutan yang diketahui secara teliti volumenya dari satu wadah ke wadah lainnya dengan satu ukuran.  Membanding kan volume cairan yang diukur dengan standar 3. Gelas ukur graduated cylinder  Mengukur volume larutan, cairan pada berbagai skalaukuran dengan ketelitian sedang  Membanding kan volume cairan yang diukur dengan standar 109 No Nama alat Gambar Fungsi Kalibrasi 4. Labu ukur volumetric flask  Membuat suatu larutan dengan suatu volume yang diketahui secara teliti  Membanding kan volume cairan yang diukur dengan standar 5. Buret burrette  Memindahkan larutan sejumlah volume yang diketahui dengan teliti.  Buret pada umumnya digunakan untuk titrasi  Membanding kan volume cairan yang diukur dengan standar LEMBAR TUGAS Lakukan kalibrasi terhadap alatan ukur volume sesuai SOP 1. Kalibrasi pipet ukur 2. Kalibrasi pipet volume 3. Kalibrasi gelas ukur 4. Kalibrasi labu takar 5. Kalibrasi buret b Peralatan Pemanas Pemanas digunakan untuk berbagai kegiatan di laboratorium seperti pemanasan, penguapan, pengabuan, pendidihan larutan, dan membantu melarutkan bahan kimia. Alat pemanas yang perlu dikalibrasi diantaranya adalah oven dan tanur muffle. 110 Tabel 18. Berbagai jenis dan fungsi peralatan pemanas yang perlu dikalibrasi No. Nama alat Gambar Fungsi Kalibrasi 1. Oven  Mengeringkan peralatan sebelum digunakan  Sterilisasi alat  Mengeringkan bahan pada proses penentuan kadar air  Membanding kan suhu dan waktu timer dengan standar 2. Tanur pengabu an muffle  Pemanasan dengan menggunakan suhu tinggi hingga 1000 o C pengabuan  Membanding kan suhu dan waktu timer dengan standar LEMBAR TUGAS Lakukan kalibrasi terhadap alat pemanas sesuai SOP 1. Kalibrasi oven 2. Kalibrasi mafle c NeracaTimbangan Secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi timbangan kasar, sedang dan halus. Timbangan kasar dengan ketelitian kurang atau sama dengan 0,1 g, timbangan sedang dengan ketelitian antara 0,01 g – 0,001 g dan timbangan halus dengan ketelitian lebih besar atau sama dengan 0,0001 g. Contoh peralatan 111 untuk menimbang yang digunakan di laboratorium dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 19. Contoh peralatan untuk menimbang yang digunakan di laboratorium No Nama alat Gambar Fungsi Kalibrasi 1. Neraca kasar teknis  Menimbang bahan dengan ketelitian rendah 0,1 gram  Neraca digital atau neraca satu lengan piringan  Membanding kan berat bahan yang ditimbang dengan standar 2. Neraca sedang  Menimbang bahan ketelitian sedang 0,01 – 0,001 gram  Membanding kan berat anak timbangan dengan standar 3. Neraca analitik  Menimbang bahan dengan ketelitian tinggi 0,0001 gram  Membanding kan berat bahan yang ditimbang dengan standar LEMBAR TUGAS Lakukan kalibrasi terhadap timbangan sesuai SOP 1. Kalibrasi timbangan kasar 2. Kalibrasi timbangan sedang 3. Timbangan analitik 112 d. Persiapan Bahan Kimia Dalam kegiatan analisis mutu digunakan berbagai bahan kimia sebagai pereaksi, baik pereaksi khusus maupun umum. Pengetahuan tentang bahan kimia akan meningkatkan kemampuan analis dalam menangani bahan kimia secara baik sehingga kecelakaan yang disebabkan karena ketidak tahuan dapat dihindari. 1 Sifat bahan kimia Bahan kimia dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya, yaitu bahan kimia yang mudah terbakar, pengoksidasi, mudah meledak, radioaktif, bahanpenyebab korosi, dan bahan beracun. a Bahan kimia yang mudah terbakar Bahan kimia yang mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap, atau bahan padat yang dalam bentuk debu mudah terbakar bila kontak dengan udara. Jenis bahan kimia yang mudah terbakar adalah  pelarut dan pereaksi organik, seperti asetaldehid, asam asetat, aseton, benzen, karbondisulfida, etil alkohol, eter, etil asetat, petroleum eter, isopropil,alkohol, toluen, dan xylen;  bahan an organik fosfor, logam Al, Mg, Zn, K, dan Na;  gas asetilen, metana, hidrogen, karbonmonooksida, dan butana. Cara penanganan bahan kimia mudah terbakar adalah dengan mencegah terjadinya penguapan atau kontak dengan udara oksigen maupun sumber panas secara langsung. Beberapa hal umum yang harus diperhatikan dalam penanganan bahan kimia mudah terbakar adalah  Gunakan penangas uapatau air untuk menghindari pemanasan bahan kimia secara langsung; 113  Pada saat memanaskan janganmengisi wadah melebihi½ kapasitas wadah;  Sediakan bahan kimia dalamjumlah minimum dansimpan bahan ditempat yang berventilasi baik, jauh dari bahan kimia pengoksidasi atau korosi;  Pelarut yang sudah tidak terpakai lagi simpan kembali dalam wadahnya;  Jangan membuang sisa bahan kimia tersebut ke dalam bak cuci. b Bahan pengoksidasi Bila kontak dengan bahan yang mudah terbakar, bahan kimia ini mudah mengalami reaksi eksotermis. Beberapa bahan kimia yang termasuk bahan pengoksidasi adalah klorat, perklorat, borat, peroksida, asam nitrat, kalium nitrat, kalium permanganat, bromin, klorin, florin dan iodin. Bahan pengoksidasi sebaiknya disimpan dalam wadahnya pada lemari yang tidak mudah terbakar. Hindari dari suhu tinggi dan bahan yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, serbuk logam, belerang, dan bahan kimia lain yang mudah terbakar. c Bahan mudah meledak Beberapa bahan kimia telah diketahui memiliki sifat mudah meledak, diantaranya asam perklorat HClO 4 dan peroksida. Penyebab meledaknya bahan tersebut antara lain disebabkan oleh adanya pelarut mudah terbakar, udara, debu, gas danperoksida. Untuk mencegah terjadinya ledakan, penggunaan bahan kimia mudah meledak hendak hendaknya dilakukan di tempat terbuka atau di lemari uap; gunakan dengan jumlah sedikit; gunakan penangas air untuk memanaskan; gunakan alat yang benar dan masih layak; dan gunakan pelindung. .
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/135
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/672
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/345
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/73
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/533
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/419
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/156
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/190
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/368
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/323
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/660
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/562
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/231
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/755
  • 5b1iyh8k3b.pages.dev/573
  • peralatan yang digunakan harus direndam atau dicuci dalam larutan